Kamis, 05 Mei 2016

Statistik di Balik Pemain Terbaik Liga Inggris, Riyad Mahrez


Statistik di Balik Pemain Terbaik Liga Inggris, Riyad MahrezFoto: Michael Regan/Getty Images
Jakarta - "Saya tidak tahu Leicester. Di Prancis, kami semua benar-benar [tidak tahu siapa Leicester] karena mereka bermain di Championship," kata Riyad Mahrez kepadaFourFourTwo pada wawancaranya di awal Bulan Maret lalu.

"Saya pikir mereka adalah klub rugbi," lanjut pemain yang baru saja mendapatkan gelar pemain terbaik di Liga Inggris (PFA Player of the Year) tersebut.

Pemain asal Aljazair ini bergabung ke The Foxes dari Le Havre AC pada Januari 2014. Saat itu, kesebelasan (calon) juara Liga Primer Inggris ini masih berada di Divisi Championship (satu tingkat di bawah Liga Primer).

Mahrez kemudian membantu kesebelasannya ini untuk promosi ke Liga Primer. Musim lalu, musim di mana Leicester berkutat di zona degradasi dan hampir saja kembali ke Championship, adalah musim pertama bagi pemain berusia 25 tahun ini di Liga Primer.

Semusim setelah bermain di top flight, tidak ada yang mengira bahwa ia bisa menjadi pemain kunci Leicester yang terus-menerus meneror lawan-lawannya dengan kecepatan dan teknik tingkat tingginya.

Memilih PFA Player of the Year (Pemain Terbaik versi Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris, red) bukanlah hal yang sederhana, apalagi bisa mendapatkan gelar tersebut. Ada banyak kategori yang bisa membuat seorang pemain mendapatkan gelar prestisius ini: mencetak gol paling banyak, menciptakan assist yang banyak pula, memenangkan lebih banyak poin untuk kesebelasannya, dan lain sebagainya.

Pada akhirnya, Riyad Mahrez adalah pemain yang terpilih sebagai PFA Player of the Yeartersebut. Jika Anda tidak setuju, mungkin beberapa fakta dan statistik di bawah ini bisa membuka pikiran Anda.

Pemain yang Punya Dampak Paling Besar Terhadap Pertandingan

Jujur saja, ada lebih banyak pemain yang mencetak gol lebih sering daripada Mahrez. Harry Kane memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga Primer sementara dengan 24 gol untuk Tottenham Hotspur. Di bawahnya masih ada Sergio Agüero (Manchester City) dengan 23 gol.

Rekan setimnya, Jamie Vardy, merupakan pemain yang lebih produktif dengan 22 gol. Begitu juga dengan Romelu Lukaku yang sudah mencetak 18 gol untuk Everton.

Mahrez berada di peringkat lima daftar pencetak gol terbanyak di Liga Primer dengan 17 gol dari 34 pertandingan. Golnya memang tidak sebanyak keempat pemain di atas, tetapi ia adalah gelandang yang mencetak gol paling banyak di Liga Primer. Bahkan, ia lebih produktif jika dibandingkan dengan penyerang Liga Primer pada umumnya.



Rekap aksi ofensif pemain-pemain Liga Primer Inggris - sumber: WhoScored

Kemudian jika kita melihat daftar assist, ia juga bukan berada di posisi teratas. Mesut Özil lah pemain yang paling dermawan di Liga Primer dengan 18 assist. Sementara Mahrez yang mencetak 11 assist berada di peringkat ketiga di bawah Christian Eriksen (12). Jumlah assist­-nya sama dengan David Silva dan James Milner sampai pekan ke-35 ini.

Mahrez memang bukan pemain teratas dalam kedua urusan di atas. Namun, jika kita mengombinasikan gol dan assist-nya, Mahrez sudah terlibat dalam 27 gol Leicester City. Apalagi selain itu, ia juga terlibat dalam 41 operan kunci dan berhasil menciptakan 52 peluang sejauh ini.



Rekap aksi operan pemain-pemain Liga Primer Inggris - sumber: WhoScored

Hanya Vardy yang terlibat lebih banyak, yaitu 28 gol Leicester (22 gol dan 6 assist). Tetapi kebanyakan gol dan peluang Vardy adalah hasil dari kreasi Mahrez (5 gol Vardy hasil dariassist Mahrez), sehingga sebagai kreator maupun finisher, Mahrez adalah seorang game-changer kelas atas di Liga Primer musim ini.

Pemain yang Punya Dampak Paling Besar untuk Kesebelasannya

Jika terlibat dalam 27 gol (dari 63 total gol) untuk kesebelasannya belum membuat kita cukup yakin kalau Mahrez is the one, kita bisa melihat dari perspektif lainnya.

Mengesampingkan sejenak masalah gol, sebenarnya pemain yang paling berpengaruh di Leicester adalah N'Golo Kante. Pemain asal Prancis ini memuncaki daftar pencetak tekel sukses terbanyak di Liga Primer dengan angka yang luar biasa, 111 tekel sukses.

Energi gelandang box-to-box-nya yang tidak habis-habis ini sangat vital untuk gelandang Leicester yang dihuni oleh dua pemain ini (biasanya berdampingan bersama Danny Drinkwater). Tanpa kehadiran Kante yang baru didatangkan di awal musim ini, bisa jadi lini tengah 'Si Rubah' pasti sudah kalah berkali-kali.

Jadi, apakah seharusnya Kanté saja yang memenangkan PFA Player of the Year? Bisa jadi. Tapi tidak sesederhana itu.

Mahrez memang tidak terlibat dalam permainan defensif seperti yang Kanté lakukan untuk Leicester. Mahrez lebih banyak membantu Leicester di sepertiga lapangan terakhir, di attacking third mereka.

Ia hanya kalah dari Wilfried Zaha dalam soal urusan dribel sukses. Pemain Crystal Palace ini bahkan bisa saja mendapatkan gelar pemain sayap dengan kualitas dribel terbaik di lima liga top Eropa. Sejauh ini Zaha sudah mencetak 3,74 dribel sukses (52%) per pertandingan, di atas Mahrez dengan 3,18 dribel sukses (55%) per pertandingan.



Rekap dribel pemain-pemain Liga Primer Inggris - sumber: WhoScored

Namun, kita harus memuji teknik Mahrez yang lebih variatif daripada Zaha. Kemampuannya untuk menggiring bola ke ruang yang sempit untuk kemudian meloloskan diri selalu mengingatkan kita akan Eden Hazard di musim lalu (yang entah kenapa di musim ini tidak memberikan dampak sebanyak musim lalu untuk Chelsea).

Ia selalu bisa memancing pemain lawan untuk merebutnya. Pada akhirnya, kebanyakan dari mereka berhasil dikelabuhi, sementara yang lainnya hanya bisa melanggarnya. Mahrez dilanggar sebanyak 2,2 kali per pertandingan.

Jadi, permainan defensif Kanté memang tidak bisa disepelekan. Namun, dampak yang diberikan Mahrez di sepertiga lapangan lawan lah yang lebih membuat Leicester bisa sukses seperti sekarang ini.

Pemain yang Memberikan Dampak Paling Besar kepada Liga Primer 2015/16

Kita sudah melihat kontribusi Mahrez dalam urusan gol, assistkey pass, menciptakan peluang, sampai dribel dan caranya membangun permainan Leicester City di musim ini. Tidak bisa dimungkiri, Mahrez adalah aktor utama untuk pasukan Claudio Ranieri sehingga Leicester sangat berpeluang mencetak sejarah untuk menjadi juara Liga Primer.

Kalau saja kita mau melihat kepada pemain yang memiliki efek sebesar ini di musim ini selain Mahrez, kita akan sulit menemukannya.



Tabel perbandingan para nominator PFA Player of the Year, angka dihitung sampai pemenang diumumkan, bukan sampai hari ini.

"Ketika saya datang ke sini [ke Leicester saat masih di Championship], saya melihat fasilitas yang mereka miliki, dan mereka adalah kesebelasan yang bagus. Saya tidak pernah menyesal memilih kesebelasan ini, ini adalah kesebelasan terbaik saya," tutup Mahrez melanjutkan wawancara di yang kami sampaikan di awal tulisan ini.

Mahrez akhirnya berhasil menciptakan sejarah untuk menjadi pemain asal Benua Afrika yang memenangkan gelar PFA Player of the Year.Sebelumnya belum pernah ada juga pemain Leicester yang mendapatkan gelar ini.

Apa cerita selanjutnya untuk Mahrez? Ia sudah dilirik oleh banyak kesebelasan, bahkan sampai Real Madrid dan Barcelona pun dikabarkan tertarik memboyongnya.

Masih berusia 25 tahun, ia adalah aktor utama di Leicester. Apalagi The Foxes akan berlaga di Liga Champions UEFA musim depan. Jika ia pindah, ia harus sadar kalau mungkin saja ia tidak akan menjadi aktor utama di kesebelasan barunya nanti.

Namun, apapun yang terjadi nantinya, untuk sekarang ini mari kita nikmati saja Riyad Mahrez, sang pemain terbaik Liga Inggris 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar